Secara umum penyembuhan penyakit yang kerap dilakukan oleh masyrakat Karo dengan cara urut adalah ketika ada bagian dari tubuh yang terasa pegal-pegal dan capek, bagian tubuh terkilir, masuk angin, dan bahkan metode urut juga diterapkan bagi pasangan suami istri yang kesulitan untuk mendapatkan keturunan.
Khusus untuk pemulihan kesegeran tubuh dari keletihan saat bekerja dan juga masuk angin, maka secara umum ada minyak urut khas yang kerap digunakan oleh masyarakat Karo secara turun-temurun dari warisan nenek moyang. Minyak urut yang dikenal dengan istilah minak pengalun ini telah diturunkan dari generasi ke generasi semenjak ratusan tahun yang lalu, dan sampai saat ini masih terus dilestarikan oleh hampir seluruh masyarakat, khususnya bagi mereka yang tinggal di pedesaan, bahkan tidak jarang juga bagi masyarakat Karo yang tinggal di perkotaaan.
Sejauh ini memang banyak jenis Minyak Urut Tradisional Karo dan diproduksi melalui usaha-usaha rumahan. Namun beberapa diantara minyak urut tersebut juga telah diproduksi secara lebih profesional, salah satu contohnya seperti minyak urut Karo cap Rajawali misalnya.
Keberadaan ramuan-ramuan yang diolah untuk menjadi minyak urut sejauh ini memang masih menjadi rahasia. Namun secara umum ramuan yang digunakan untuk pembuatan minyak urut terbuat dari berbagai rempah-rempah khas Karo dan secara umum diperoleh dari dedaunan, batang dan akar-akaran perdu, dan juga pepohonan yang tumbuh di tengah hutan.
Keberadaan hutan yang semakin sempit dewasa ini, membuat keberadaan bahan-bahan pembuatan minyak urut khas Karo pada umumnya sudah sangat sulit didapatkan. Untuk mengantisipasi kekurangan bahan baku ini, maka sebahagian para pembuat minyak urut telah mengupayakan sumber alternatif bahan baku, yaitu dengan mencoba membudidayakan tanamban bahan baku minyak tersebut di kebun dan juga di halaman rumah mereka, dimana keberadaan tanaman-tanamanan tersebut tidak akan dikenali oleh seorang yang awam.
Meski keberadaan minyak urut khas Karo telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Karo semenjak ratusan tahun yang lalu, dan bahkan saat ini juga telah digunakan oleh kalangan luas diluar masyarakat Karo, tetapi keberadaanya hingga saat ini belum diteliti secara medis dan saintis, sehingga keberadaan potensi pengobatan alternatif lokal ini patutlah disentuh oleh penanganan yang lebih limiah lagi. Penelitian secara ilmiah dan dibarengi dengan pengemasan yang semakin modern, tentu akan dapat mendongkrak keberadaan minyak urut menjadi lebih luas diterima kalangan masyarakat.
Tentu tidak akan menjadi mustahil apabila keberadaan miyak urut dikelolah secara lebih profesional, maka keberadaan miyak urut Karo juga dapat menjadi salah satu brand image Tanah Karo yang dapat diterima luas oleh seluruh masyarakat dunia.